Rabu, 22 Juni 2011

Seminar Nasional Pekan Chairil Anwar 2011 "Mengangan Ulang (ke) Indonesia (an)"

Dalam rangka Pekan Chairil Anwar 2011, Fakultas Sastra Universitas Jember mengundang sivitas akademika, budayawan, mahasiswa S3/S2/S1, pemerhati budaya/sastra, budayawan, dan masyarakat umum dalam :
Seminar Nasional
"Mengangan Ulang (ke) Indonesia (an)"

19-20 Mei 2011 di Gedung Soetardjo Universitas Jember,
Jl. Kalimantan 37 Jember, Jawa Timur.

Pemakalah Utama (Keynote Speakers) : 
Faruk HT*, Melani Budianta*, Restu Gunawan*, Budiawan*, Bambang Purwanto*, Sri Margan*, Garin Nugroho*,Harisinthu*,Ayu Sutarto*, Arief Budiman*, Bambang Wibisono*,Seno Gumira Ajidarma*, Budi Darma*, Hanung Bramantyo*. (* dalam Konfirmasi)

Sekretariat Panitia :
Panitia Pekan Chairil Anwar 2011 Jurusan Sejarah
Fakultas Sastra Universitas Jember
Jl. Kalimantan 37 Jember 68121 Tlp. (0331)337188 Fax (0331)332738
e-mail : fs@unej.ac.id ; chairilanwar2011@gmail.com

Pendaftaran
Pendaftaran via e-mail (fs@unej.ac.id ; chairilanwar2011@gmail.com)
dengan identitas lengkap dan telepon/HP.
Menyertakan abstrak bagi pemakalah

Teknis & Biaya Pendaftaran
  1. Bagi Pemakalah/Peserta dari umum sebesar Rp.250.000,- (call paper), untuk peserta biasa Rp.200.000,- dengan fasilitas konsumsi, seminar kits, sertifikat, himpunan abstract proceeding (non call paper), dan book proceeding ber-ISBN (call paper);
  2. Peserta mahasiswa S3/S2/S1 sebesar Rp.100.000,- fasilitas : konsumsi selama seminar, seminar kits, dan sertifikat;
  3. Uang pendaftaran melalui BIN Cab.Jember a.n. HAT PUJIATI No.Rek. 0214427225
  4. Bukti transfer dikirikan ke panitia melalui e-mail atau pos. 
  5. Akomodasi/Penginapan sepenuhnya menjadi tanggungjawab peserta.
Contac Person :
  1. Sunarlan : 08124972301
  2. Novi Anoegrajekti : 081584654042
  3. Nawiyanto : 081393921957
  4. Supiastutik : 08124963463
  5. Bambang Aris Kartika : 081578981991
Informasi Penginapan :
  1. Hotel Safari (Bintang 1) Jl.KH.Ahmad Dahlan 33, Tlp.(0331)481882-481883 Tarif: 180.000-310.000
  2. Hotel Sulawesi, Jl.Letjen Suprapto 44, Tlp.(0331)333555, Tarif : 250.000-500.000 
  3. Hotel Seven Dream, Jl. Riau, Tlp.(0331)339199, Tarif : 175.000-220.000
  4. Hotel Seroja, Jl. PB. Sudirman 2, Tlp.(0331)483905, Tarif : 80.000-160.000
  5. Hotel Mulia, Jl.Nusantara 18, Tlp.(0331)42999, Tarif : 350.000-600.000

Minggu, 07 November 2010

Orasi Ilmiah Drs. Nawiyanto, MA. PhD : MANUSIA DAN ALAM, HUBUNGAN KESEIMBANGAN YANG RAPUH

Orasi Ilmiah Drs. Nawiyanto, MA. PhD : MANUSIA DAN ALAM, HUBUNGAN KESEIMBANGAN YANG RAPUH

Sejarah lingkungan menyadarkan betapa manusia dan lingkungan dalam masa apapun selalu berada pada suatu hubungan keseimbangan yang rapuh (fragile Equilibrium). Oleh karena itu harus disadari bahwa manusia adalah bagian dari alam bukan di atasnya.
Lingkungan alam memiliki mekanismenya sendiri dan dapat menuntut balas dengan bayaran yang mahal jika manusia mengintervensi alam dengan semena-mena. Pendapat ini disampaikan sebagai salah satu kesimpulan dari orasi ilmiah Drs. Nawiyanto, MA. PhD, ahli sejarah lingkungan dari jurusan Sejarah Fakultas sastra Universitas Jember yang disampaikan dalam acara Dies Natalis ke 45 Universitas Jember di gedung Soetardjo (12/11). Drs. Nawiyanto, MA. PhD menyampaikan orasi ilmiah berjudul “Migrasi, Ekspansi Frontier Dan Perubahan Lingkungan : Perspektif Sejarah Lingkungan Karesidenan Besuki Sejak Masa Kolonial Hingga Awal Orde Baru”.
Menurut ahli sejarah lingkungan lulusan Australian National University ini, perkembangan Karesidenan Besuki memberikan kita pelajaran bagaimana sebuah daerah yang berhutan lebat dengan sedikit penduduk (frontier) mengalami perubahan lingkungan yang besar, menjadi sebuah daerah perkebunan/pertanian hanya dalam jangka waktu satu abad saja. Migrasi penduduk Madura dan Jawa, berkembangnya pertanian komersial dan perluasan pemukiman menjadi elemen pokok yang menggerakkan perubahan lingkungan di Karesidenan Besuki.
Perubahan lingkungan ini tentu saja berdampak besar baik dari sisi positif maupuin negatif. Karesidenan Besuki menjadi penyuplai komoditas bagi pasar global semisal tembakau, kopi, gula dan karet. Citra Karesidenan Besuki yang erat dengan tempat pembuangan tahanan, sarang pemberontak dan daerah yang terbelakang berubah menjadi pusat produksi perkebunan kelas dunia, lumbung beras nasional dan tempat mengadu nasib.
Namun efek negatif pun muncul, deforestasi terjadi. Hilangnya hutan memantik beragam mata rantai bencana seperti banjir, kekeringan dan kegagalan panen. Belum lagi dengan munculnya penyakit seperti malaria dan serangan hewan liar seperti harimau dan babi hutan. Khususnya harimau Jawa yang dulu menghuni Karesidenan besuki diburu karena dianggap mengancam manusia. Akibatnya kita rasakan kini, harimau Jawa tak ada lagi alias punah.
Oleh karena itu Drs. Nawiyanto, MA. PhD mengingatkan agar sejarah lingkungan yang terjadi di Karesidenan Besuki hendaknya menjadi pelajaran berharga bagi kita. Dunia berputar, lingkungan berubah dan dengan menyadari posisinya sebagai bagian dari lingkungan, manusia ditantang menyesuaikan diri dan menemukan titik ekuilibrium baru di tengah arus perubahan.
Sebelum pembacaan orasi ilmiah, Rektor Universitas Jember, Dr. Ir. T. Sutikto, MSc memaparkan laporan tahunannya kepada seluruh sivitas akademika dan stake holders Universitas Jember yang hadir di gedung Soetardjo.

MONUMEN TRIUMVIRAAT PERINTIS UNIVERSITAS JEMBER DIRESMIKAN

MONUMEN TRIUMVIRAAT PERINTIS UNIVERSITAS JEMBER DIRESMIKAN

dr. Achmad berkata : “Marilah kita mendirikan Universitas.” Saja terkedjut karena idee jang begitu tinggi.
dr. Acmad meneruskan : “Memang muluk sekali kelihatannja tjita-tjita itu, tetapi kalau kita ingat bahwa SMA negeri sekarang jang dulu djuga kita asuh sebagai SMA Nasional, maka sebetulja kita hanja akan meneruskan pekerdjaan kita sadja.”
Itu memang betul, dr. Achmad dan kami memang pernah ikut serta pula mendjadi pengasuh SMA Nasional swasta jang sekarang telah mendjelma SMA Negeri. “Djadi , kata dr. Achmad seterusnja, “Soal Universitas di Djember itu memang sangat muluk, tetapi tidak mustahil.”
Dicuplik dari buku Universitas Tawang Alun Djember, karya R. Th. Soengedi, 1958.

Kampus Universitas Jember kini makin megah, setelah Monumen Triumviraat Perintis Universitas Jember diresmikan oleh Rektor, Dr. Ir. T. Sutikto, MSc (17/12). Patung tiga perintis Universitas Jember, dr. R. Achmad, R. Th. Soengedi dan M. Soerachman ini terletak di double way Universitas Jember. Peresmian Monumen Triumviraat Perintis Universitas Jember ini dihadiri oleh keluarga ketiga perintis Universitas Jember.
Dalam sambutannya, Dr. Ir. T. Sutitkto, MSc memaparkan bahwasanya pembangunan Monumen Triumviraat Perintis ini bertujuan agar para generasi penerus dan mahasiswa mengetahui siapa dan peran apa yang telah diberikan oleh ketiga tokoh tersebut dalam merintis Universitas Jember. Selain itu diharapkan agar semangat para perintis yang tak kenal menyerah dapat dicontoh oleh generasi saat ini dan masa yang akan datang.
Rektor juga menjelaskan jika dalam waktu dekat, Universitas Jember juga akan mengabadikan nama para tokoh yang berjuang untuk Universitas jember untuk nama gedung dan fasilitas yang ada di kampus Universitas Jember sebagai salah satu bentuk terima kasih dan penghargaan atas jasa-jasa mereka.
 
Sementara itu, Ibu Anggreni Irama Ismail yang mewakili keluarga ketiga perintis Universitas Jember dalam pidatonya menyampaikan penghargaan dan terima kasih atas inisiatif Universitas Jember mendirikan Monumen Triumviraat Perintis Universitas Jember. Ibu Anggreni Irama Ismail yang adalah putri dari dr. R. Achmad mengharapkan Universitas Jember dapat lebih maju di masa yang akan datang.
Setelah upacara peresmian Monumen Triumviraat Perintis Universitas Jember usai, keluarga tiga tokoh perintis Universitas Jember berkesempatan berkeliling kampus Tegalboto guna melihat dari dekat kemajuan yang telah dicapai oleh Universitas Jember.

Senin, 01 November 2010

Sejarah Berdirinya Fakultas Sastra Universitas Jember


Sejarah Fakultas Sastra Universitas Jember
              
        Pada tanggal 4 November 1957 di kawasan timur Jawa Timur, tepatnya di Jember dan Banyuwangi berdiri satu pergu­ruan tinggi swasta bernama Universitas Tawang Alun, yang dalam perkembangannya berubah menjadi Universitas Jember. Pada awal berdirinya, Universitas Tawang Alun hanya memiliki satu fakultas, yakni Fakultas Hukum dan Ilmu Kemasyarakatan. Pada bulan September 1961, universitas tersebut membuka empat fakultas baru, yakni Fakultas Pertanian, Fakultas Kedokteran, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, serta Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Berdasarkan SK Menteri PTIP Nomor 151 tanggal 9 November 1964, tanggal 10 November 1964 Universitas Tawang Alun berubah statusnya dari swasta menjadi  negeri bernama Universitas Negeri Jember, yang memiliki lima fakultas termasuk Fakultas Sastra, yang pada waktu itu hanya memiliki satu jurusan, yaitu Jurusan Sastra Inggris. Sebelumnya, Jurusan Sastra Inggris Fakultas Sastra berada di Banyuwangi. Berdasarkan SK Dirjen PTIP Nomor 161 Tahun 1967, tahun 1968 terjadi integrasi  IKIP Malang Cabang Jember dengan Universitas Negeri Jember. Dengan demikian, pada tahun 1968 Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember memiliki dua jurusan, yaitu Jurusan Sastra Inggris dan Sastra Indonesia. Selanjutnya pada tahun 1972, atas dasar persetujuan Konsorsium Sastra dan Filsafat, Fakultas Sastra Universitas Negeri Jember membuka jurusan baru yaitu Jurusan Sejarah. Pada waktu itu, tempat perkuliahan di Jalan Imam Syafi'i (sekarang menjadi pusat pertokoan Mutiara). Tahun 1974–1976  tempat perkuliahan berpindah di Gedung Cipta Niaga Jember. Pada tahun 1976 tempat perkuliahan Fakultas Sastra berpindah lagi ke gedung baru yaitu, di Kampus Tegal Boto Jalan Bratasena, Tegal Boto Jember. Pada tahun 1985 sampai sekarang Fakultas Sastra menem­pati gedung kuliah di Jalan Kalimantan 37 Jember.
                Berdasarkan SK Presiden RI No. 61 Tahun 1983 pasal 4, Universitas Negeri Jember berubah menjadi Universitas Jem­ber. Sejak tahun 1977, Fakultas Sastra mulai merintis pelaksanaan sistem kredit semester dan secara bertahap akan menggan­tikan sistem konvensional. Pada tahun 80-an sistem kredit dapat diterapkan sepenuhnya. Pada tahun 1983 pembinaan dan pengembangan kurikulum Fakultas Sastra Universitas Jember berdasarkan pada penyusu­nan kurikulum inti.
                Pada tahun 1987 Fakultas Sastra menghapus jenjang program pendidikan Sarjana Muda (B.A.) dan pada tahun itu juga Fakultas Sastra membangun Labo­ratorium Bahasa. Satu tahun kemudian, tepatnya tahun 1988 Fakultas Sastra mendirikan Laboratorium Budaya. Pada tahun 1995 Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris memperoleh kepercayaan untuk melaksanakan jenjang Diploma Tiga (D III) Bahasa Inggris berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor: 114/DIKTI/KEP/1995 Tanggal 8 Mei 1995. Pada tahun 2004 Fakultas Sastra Jurusan Sastra Inggris memperoleh kepercayaan untuk melaksanakan jenjang S1 Sastra Inggris Nonreguler berdasarkan SK Rektor Universitas Jember nomor: 4863/J.25.6.1/kl/2004, tanggal 4 Agustus 2004. Pada tahun 2009 Program Studi Sastra Inggris Non Reguler dilebur ke Program Studi Sastra Inggris. Tahun 2010 tepatnya tanggal 9 Juli 2010 melalui SK Menteri Pendidikan Nasional Nomor:97/D/O/2010 Fakultas Sastra Universitas Jember mendapat ijin penyelenggaraan Program Studi Televisi dan Film (S1).